Skip ke Konten

Ketika CTO/VP Tech Menganggur

Menatap Masa Depan Keuangan 2035 dengan Gusar

5-10 tahun yang lalu, posisi seperti Chief Technology Officer (CTO) atau VP Engineering identik dengan keamanan finansial, prestise, dan masa depan yang menjanjikan. Namun hari ini, semakin banyak eksekutif teknologi yang mendapati diri mereka duduk di ruang tamu, membuka laptop hanya untuk menemukan notifikasi lowongan yang tak kunjung sesuai. Teknologi berkembang dengan kecepatan eksponensial, namun pekerjaan tidak selalu mengikuti.

Namun itulah dinamika kehidupan: di balik posisi puncak, selalu ada risiko terjatuh. Tidak selamanya kita berada di atas panggung, disambut tepuk tangan. Ada saatnya kita mundur dari atas panggung, duduk bertepuk tangan sebagai penonton, dan mencerna ulang apa yang ingin dituju dalam kehidupan. Dalam dunia profesional, ini disebut fase transisi. Dalam kehidupan, ini disebut ujian kedewasaan. Dan ujian ini bisa datang kepada siapa saja, bahkan mereka yang pernah memimpin tim puluhan orang, mengelola anggaran miliaran rupiah, atau tampil sebagai pembicara di panggung-panggung inovasi.

Pengangguran bukan akhir, tapi ruang jeda. Jeda yang memaksa kita untuk menengok kembali siapa kita tanpa jabatan, tanpa email korporat, tanpa jadwal rapat. Di situlah kita diuji: apakah nilai kita tetap ada meski tak lagi punya gelar, gaji besar, atau investor di belakang kita.

Teknologi Tidak Lagi Membela Penciptanya

Kita sering beranggapan bahwa disrupsi teknologi hanya mengancam pekerjaan blue-collar atau sektor operasional. Namun realitanya, AI dan otomasi telah menjalar ke tingkat manajemen dan bahkan C-level. Dengan kemunculan model seperti GPT-4o, open-source LLM, dan AI agents, tugas-tugas strategis seperti analisis, pengambilan keputusan awal, bahkan pembuatan dokumen investor kini bisa dilakukan mesin. Fix, kasihan sih investornya yang bikin deck AI.

Lebih jauh lagi, relevansi posisi CTO saat ini mulai dipertanyakan. Apakah perusahaan masih benar-benar membutuhkan CTO penuh waktu dengan gaji besar, jika fungsi tersebut bisa digantikan oleh fractional CTO atau CTO-as-a-Service yang sudah terbukti kualitasnya dan jauh lebih efisien secara biaya operasional? Dalam banyak kasus, perusahaan hanya butuh seseorang yang bisa membangun sistem awal dengan cepat, scalable, dan kemudian ditinggal untuk dijalankan tim yang lebih ringan.

Ketika teknologi bisa membangun startup lebih cepat daripada hiring process konvensional, banyak startup tak lagi butuh tim teknis besar. Fractional CTO, tim tech dengan vendor/platform Upwork, dan AI-native startup kini menjadi norma. Eksekutif teknologi yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan dunia ini, cepat atau lambat akan tersisih. Bisa jadi kegusaran yang timbul merupakan response terhadap disrupsi ini. Hey kita tidak butuh CEO, karena bisa digantikan dengan AI. Kalau begitu, sama pula CEO akan mengatakan hal yang sama tidak butuh CTO/VP Tech.

Masa Depan Keuangan 2035: Arah Angin yang Berubah

Kita akan melihat satu dekade ke depan seperti kita merenungkan satu dekade ke belakang. Apakah kalian ingat satu dekade yang lalu pada 2015? dunia akan berubah lebih cepat dari yang bisa kita antisipasi.

  • Inflasi global menjadi lebih sulit dikendalikan, memperlemah kepercayaan terhadap mata uang fiat.
  • Sistem utang dunia bergerak menuju ambang krisis baru, memperbesar ketimpangan antar negara dan individu.
  • Kedaulatan finansial bergeser ke tangan individu melalui teknologi crypto dan Central Bank Digital Currency (CBDC).
  • Nilai ekonomi makin berpindah dari uang kertas ke aset riil: tanah, air, energi, dan komoditas strategis lainnya.
  • Stablecoin dan tokenisasi aset nyata mulai menjadi tulang punggung transaksi ekonomi lintas negara.
  • Perubahan demografi: Generasi X dan sebagian besar Milenial memasuki usia senja, digantikan oleh generasi Z yang lahir dan tumbuh dengan pemahaman gameplay crypto.

Sementara itu, struktur pekerjaan semakin cair dan tidak linear. Gig economy tidak lagi hanya tentang layanan transportasi atau kurir. Kini, peran eksekutif seperti fractional CTO, konsultan proyek jangka pendek, hingga kreator konten independen menjadi bagian dari ekonomi global yang lebih dinamis dan otonom. Gig economy bukan lagi sekadar Uber atau Gojek, tapi juga fractional executives, project-based consultants, dan creator economy.

Apa yang Bisa Dilakukan Seorang CTO/ VP Tech sedang yang mengalami transisi ini?

Sebelum masuk ke taktik, hal terpenting yang harus dilakukan seorang CTO/VP Tech yang sedang berada di masa transisi adalah memahami: arah dunia ke mana. Karena dari situlah kita bisa tahu harus menyiapkan apa. Dunia tidak lagi bergerak linier. Teknologi, geopolitik, lingkungan, dan budaya saling bertautan. Maka langkah pertama adalah memetakan ulang peta dunia baru ini, dan berikut adalah sektor-sektor yang patut diamati dan bisa menjadi peluang:

  1. Kecerdasan Buatan
    AI bukan hanya tools, tapi co-worker. Dunia butuh lebih banyak pemimpin yang tahu cara memanfaatkan AI secara strategis, bukan hanya developer AI.
  2. Sektor Energi dan Ketahanan Lingkungan
    Energi terbarukan (surya, angin, bioenergi), pengelolaan air, dan teknologi lingkungan akan menjadi sektor krusial karena krisis iklim dan suplai energi.
  3. Biotech
    Inovasi bioteknologi akan memainkan peran kunci dalam berbagai sektor, mulai dari pertanian presisi, nutrisi berkelanjutan, pengembangan alternatif protein, hingga rekayasa genetika dan biofarmasi. Siapa pun yang mampu menjembatani antara teknologi dan life science akan berada di posisi strategis dalam perekonomian baru.
  4. Crypto, CBDC, dan Sistem Keuangan Alternatif
    Dunia keuangan akan mengalami transformasi: dari bank konvensional ke dompet digital, dari USD ke stablecoin. CTO yang menguasai DeFi dan teknologi ledger akan dicari.

Menutup dengan Harapan

Mungkin kita tidak bisa mengendalikan gelombang besar perubahan teknologi dan ekonomi global. Tapi kita bisa membangun kapal yang kuat untuk mengarunginya. Tahun 2035 tidaklah jauh seperti kita yang baru saja beranjak dari 2015 ke 2025. Dan meski saya menulis artikel ini sebagai CTO tanpa perusahaan, saya percaya: masa depan masih bisa dimenangkan oleh mereka yang terus belajar, membumi, dan berani bertransformasi.

di dalam News
CTO yang Langka: Lebih dari Sekadar Jago Teknologi